Kamis, 23 November 2023

Lulusan Perguruan Tinggi Pasti Sukses? Hubungan Keberhasilan dengan Tingkat Pendidikan!

Keberhasilan adalah Mindset

Di jaman sekarang, tidak sedikit kita menemukan beberapa orang yang memiliki mindset bahwa jenjang pendidikan yang ditempuh akan menentukan kesuksesan seseorang. Dimana, semakin tinggi tingkat pendidikan yang diambil dan dijalani, maka peluang untuk sukses akan semakin besar.

Selain itu, ada pula stigma kuno yang mungkin sekarang masih sering kita temukan. Bahwa, untuk meraih kesuksesan kita harus menjadi seorang PNS. Stigma ini mungkin akan lebih sering kita temui dari orang-orang dulu yang dimana memang pada jamannya, menjadi seorang PNS adalah kebanggaan besar dan menjadi simbol keberhasilan seseorang. Namun, apakah hal-hal tersebut memang masih relevan?

Parameter Keberhasilan

sumber: pixabay.com

Kenyataannya, kita tidak bisa mengukur secara pasti suatu keberhasilan. Sebab, definisi keberhasilan sendiri, bagi tiap orang pasti berbeda-beda. Ada seorang sarjana pendidikan yang setelah lulus kemudian menjadi guru, menganggap dirinya telah berhasil. Namun, ada pula seorang nonsarjana yang menjadi pedagang bakso keliling, juga menganggap dirinya berhasil. Dari sini kita bisa melihat bahwa untuk menjadi berhasil, kita tidak harus mengikuti standar orang lain.

Kesalahan Pemikiran

sumber: pixabay.com

Kita pasti sudah sering mendengar kisah orang-orang yang sukses padahal bukan dari lulusan perguruan tinggi. Entah itu dari media sosial, maupun yang kita dengar dari mulut ke mulut. Ketika mendapatkan cerita seperti itu, seringkali terjadi salah penafsiran. Mereka menceritakan hal itu bukan untuk mengajak kita seolah-olah "tidak usah kuliah, aku yang ga kuliah aja sukses kok". Bukan. Tujuan mereka adalah untuk memberikan motivasi, terutama bagi mereka yang bernasib sama dengan dia - tidak dapat kesempatan untuk kuliah - agar tetap semangat dan terus berjuang.

Dan jika orang-orang nonsarjana yang kamu maksud adalah Mark Zuckerberg, yang dia bolos bahkan di DO dari universitas nya. Bukan berarti bisa disimpulkan bahwa pendidikan itu tidak penting. Perlu diketahui, bahwa dia merelakan hal itu karena dia mempunyai sebuah project yang tengah dikembangkan, yaitu Facebook.

Begitu juga dengan Bill Gates, walaupun dia dikeluarkan dari sekolahnya, dia mempunyai sebuah project untuk dikembangkan, yaitu Microsoft. Jadi, kalo kalian bolos kuliah hanya untuk nongkrong membahas teori konspirasi dan filsafat-filsafat yang manfaatnya tidak jelas, disarakan untuk menyudahi hal itu dan fokuslah pada kesempatan yang kalian punya.

Pendidikan Sebagai Privilege

sumber: pixabay.com

Faktanya, pendidikan yang ditempuh hanyalah sebuah privelege, bukan jaminan pasti bahwa seseorang akan mencapai keberbahasilan. Meskipun pendidikan bisa membuka pintu kesuksesan, namun tidak semua orang memiliki aksesnya. Oleh karena itu, mengukur keberhasilan hanya berdasarkan tingkat pendidikan bisa mengecualikan mereka yang tidak memiliki akses ke sumber daya ini.

Faktor-Faktor Keberhasilan

1.     Kemampuan Praktis dan Keterampilan yang Sesuai dengan Dunia Kerja

Dunia kerja membutuhkan lebih dari sekadar gelar. Kemampuan praktis, keterampilan interpersonal, dan ketangguhan mental seringkali lebih dihargai. Mahasiswa seharusnya fokus pada pengembangan keterampilan ini selama perjalanan pendidikan mereka untuk menjadi lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

2.     Jaringan Sosial

Keberhasilan tidak selalu bergantung pada sejauh mana seseorang melibatkan diri dalam dunia nyata. Pengalaman praktis, magang, dan membangun jaringan sosial di industri tertentu bisa menjadi kunci untuk membuka pintu kesempatan, bahkan tanpa memiliki gelar tinggi.

3.     Faktor Internal

Keberhasilan seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dirinya sendiri, seperti motivasi, ketekunan, dan keberanian untuk mengambil risiko. Ini tidak selalu terkait langsung dengan tingkat pendidikan seseorang, tetapi lebih pada sikap dan karakter individu.


Dalam mengejar pendidikan, penting bagi mahasiswa dan calon mahasiswa untuk memahami bahwa ada banyak cara untuk mencapai kesuksesan. Gelar pendidikan tinggi bisa menjadi aset, tetapi itu bukan satu-satunya faktor penentu. Lebih penting lagi adalah bagaimana seseorang menggabungkan pendidikan mereka dengan pengalaman praktis, pengembangan keterampilan, dan sikap positif untuk mencapai tujuan karir mereka. Jadi, mari berfokus pada perjalanan yang unik dan mencari keberhasilan dengan cara yang paling sesuai dengan potensi dan impian masing-masing.

 





 

Minggu, 19 November 2023

5 Hal Penting Untuk Karir Mahasiswa! Mahasiswa Baru Harus Tahu!

 Persiapkan Karirmu!

sumber: pexels.com

Menjadi seorang mahasiswa merupakan salah satu fase yang dapat dipilih oleh seseorang sebagai langkah perjalanan karirnya. Sayangnya, tidak semua orang dapat memiliki akses untuk melangkah dalam fase ini. Bagi mereka yang berkesempatan menjadi mahasiswa, maka sudah sepatutnya memanfaatkan momen ini dengan baik, terutama dalam membangun karirnya.

Saat ini saja, kita tengah menghadapi persaingan yang semakin ketat di dunia kerja. Sehingga, kita perlu membangun pondasi kuat untuk masa depan. Memasuki dunia kerja tentu menjadi langkah dan impian bagi setiap mahasiswa. Untuk itu, persiapan diri sangat diperlukan. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan mahasiswa dalam upaya mewujudkan karir cemerlang di masa depan.

5 Hal Penting Untuk Karir di Masa Depan

1.     Skill dan Penguasaan Bidang

sumber: pexels.com

Penting bagi mahasiswa untuk memahami bahwa penguasaan dalam bidang yang ditekuni adalah fondasi utama bagi kesuksesan karir. Menguasai skill yang dibutuhkan dalam industri tertentu, baik itu kemampuan teknis maupun non-teknis, memberikan keunggulan kompetitif. Sebagai mahasiswa, fokus pada perkembangan dan peningkatan skill tersebut melalui kursus, proyek, atau magang dapat membuka pintu lebih banyak peluang. Sehingga, mahasiswa tidak melulu harus belajar pengetahuan teoritis saja, tetapi juga keterampilan praktis dan hard skill tertentu untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi nyata.

2.     Sertifikat Keahlian/Izin pada Suatu Bidang

sumber: pexels.com

Sertifikat keahlian atau izin dalam bidang tertentu dapat menunjukkan kompetensi dan validasi atas kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Ini bisa menjadi bukti bahwa Anda telah mengikuti pelatihan atau kursus tertentu dan telah memenuhi standar tertentu dalam bidang tersebut.

Oleh karena itu, mahasiswa perlu aktif mencari peluang untuk mendapatkan sertifikat ini melalui pelatihan tambahan, workshop, atau kursus online. Sertifikat tersebut tidak hanya menunjukkan kompetensi tetapi juga menarik perhatian perekrut yang mencari kandidat yang siap berkontribusi.

3.     Sertifikat Lomba atau Kompetisi yang Pernah Dimenangkan

sumber: freepik,com

Keikutsertaan dalam lomba atau kompetisi tidak hanya mengasah kemampuan, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bahkan dapat menjadi salah satu cara mendapatkan income tambahan. Sertifikat dari kompetisi tersebut mencerminkan kemampuan dan prestasi kita terhadap bidang tertentu. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks praktis.

4.    Riwayat Proyek dan Publikasi Jurnal atau Karya Ilmiah

sumber: pexels.com

Riwayat proyek atau publikasi jurnal dan karya ilmiah dapat menunjukkan pengalaman dan kompetensi mahasiswa. Ini bisa menjadi bukti bahwa seorang mahasiswa ini mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan mencapai hasil yang baik. Pencapaian ini mencerminkan inisiatif, kepemimpinan, dan kreativitas. Riwayat yang kaya akan prestasi juga dapat menjadi pembeda yang kuat ketika bersaing di pasar kerja.

5.     Ijazah Sesuai Bidang yang Dilamar dan dengan IPK yang Baik

sumber: pexels.com

Meskipun ijazah dengan IPK yang baik bersifat opsional, memiliki catatan akademis yang unggul dapat membuka pintu lebih banyak peluang. Dengan nilai IPK yang baik, ini dapat menunjukkan dedikasi dan kerja keras mahasiswa dalam menekuni studi tersebut. Ijazah memang hanyalah bukti formal dari penuntasan jenjang pendidikan. Namun, kebanyakan pasar kerja tetap membutuhkan bukti penyelesaian tingkat pendidikan tertentu sebagai syaratnya. Sehingga, bisa dikatakan bahwa ini juga hal yang perlu diperhatikan.

 

Dalam menjalani masa perkuliahan, mahasiswa perlu memperhatikan aspek-aspek tersebut untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya lulus dengan gelar tetapi juga siap menghadapi dunia kerja.

Skill, sertifikat, pencapaian, dan riwayat proyek yang kuat akan menjadi fondasi yang kokoh untuk karir yang sukses. Mahasiswa harus aktif dalam mengembangkan diri dan membangun catatan prestasi yang mencerminkan potensi dan komitmen mereka dalam mencapai kesuksesan di masa depan.

 

Selamat berjuang!

 

 


Jumat, 10 November 2023

Riwayat Organisasi: Penting Untuk Melamar Pekerjaan?

Pentingkah Organisasi?

                                                                     sumber: pexels.com

Organisasi menjadi salah satu tempat bagi mahasiswa dalam mencari pengalaman selama kuliah. Mahasiswa jaman sekarang pun masih banyak yang berminat mengikuti berbagai organisasi maupun ekstrakulikuler, atau klub selama masa kuliah. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya stigma bahwa dengan mengikuti organisasi kita akan mudah mendapatkan pekerjaan nantinya. Namun, benarkah riwayat organisasi ini penting dalam melamar pekerjaan?

Apa yang ditawarkan organisasi?

Organisasi menawarkan sejumlah keterampilan dan pengalaman berharga bagi anggotanya. Ketika bergabung dalam sebuah organisasi, kita akan belajar berkolaborasi, mengelola waktu, berkomunikasi, dan juga memimpin. Ini adalah keterampilan penting yang pastinya dibutuhkan dan perusahaan pun mencari orang-orang dengan kemampuan seperti ini.

Selain itu, dengan berorganisasi kita telah berusaha dalam membangun jaringan dan hubungan yang lebih luas dengan orang lain, baik itu dengan mahasiswa lain maupun dengan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Umumnya, relasi ini lah yang biasanya dicari oleh banyak organisatoris untuk memudahkan mereka dalam memasuki lapangan pekerjaan tertentu.

Adanya bukti keterlibatan dalam suatu organisasi juga bisa menjadi sebuah bukti keterampilan yang kita miliki. Misalnya, jika kita melamar pekerjaan dan mencantumkan skill leadership, maka pengalaman berorganisasi ini bisa menjadi bukti penunjang skill yang kita cantumkan. Sehingga dapat menjadi penguat dalam surat lamaran maupun ketika wawancara kerja.

Organisasi Penting, Tapi Bukan yang Utama

Seperti yang dipaparkan dibagian sebelumnya, organisasi kemahasiswaan lebih banyak menawarkan soft skill seperti leadership, skill berkomunikasi, problem solving, decision making, kemampuan bekerjasama dalam tim, kemampuan pola pikir dan tanggung jawab, serta manajemen waktu. Dan skill-skill ini tentu tidak hanya bermanfaat ketika di dalam suatu organisasi saja. Ketika diluar organisasi pun, skill-skill tersebut dapat menunjukkan value kita yang berkualitas. Sehingga, jika dikaitkan dengan dunia pekerjaan nantinya, soft skill ini juga akan bermanfaat bagi kita ketika bekerjasama dengan orang lain dalam suatu projek.

Namun, meskipun penting dalam dunia pekerjaan, ada satu hal yang harus kita lihat diawal, yaitu jenjang karir yang kita tujukan. Misalnya, jika kita berencana untuk berkarir di dunia IT, apakah soft skill tersebut bisa menunjukkan bahwa kita ahli dibidang IT? Tentu saja tidak. Ketika kita sudah menetapkan tujuan di suatu bidang karir tertentu, kita harus melihat, apakah dalam berkarir dibidang tersebut, riwayat berorganisasi adalah hal yang penting?

Seperti yang dicontohkan sebelumnya, jika kita memiliki tujuan untuk berkarir dibidang yang memerlukan hard skill dibandingkan dengan soft skill, maka sudah seharusnya kita lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan hard skill kita dibidang tersebut.

Organisasi yang Ber-Values

Saat sudah menentukan arah karir kita kedepannya akan seperti apa, dan langkah-langkah yang kita rencanakan juga sudah matang. Maka selanjutnya adalah mencari tempat yang tepat untuk merealisasikannya. Jika organisasi masuk ke dalam rencana karir kita, maka penting untuk mencari organisasi yang tepat dan memang bisa menunjang diri kita dalam karir kedepannya.

                                                                         sumber: pexels.com

Pastikan organisasi yang menjadi pilihan kita, adalah organisasi yang sehat. Lihat track record anggota-anggotanya yang sudah menyelesaikan masa bakti di organisasi tersebut. Lihat juga program-program kerja yang mereka telah lakukan selama ini. Bagaimana impact organisasi tersebut, baik di dalam kampus maupun di luar kampus?

Dengan menyeleksi beberapa hal ini lah, kita jadi tahu, apakah organisasi tersebut dapat mendukung rencana karir kita kedepannya atau tidak. Sehingga jangan sampai, kita ingin berkarir di bidang IT namun mengikuti organisasi yang tidak ada kaitannya dengan IT, tidak ada pembahasan maupun program-program terkait IT. Hal tersebut malah bisa menjadi sia-sia, membuang-buang waktu, bahkan perkuliahan pun bisa terganggu.

Tentukan dengan Bijak

Terakhir, dalam menentukan penting atau tidaknya riwayat organisasi dalam melamar pekerjaan, yang terpenting dan harus kita tentukan pertama yaitu jenjang karir yang kita rencanakan untuk kedepannya. Jadi, tidak ada salahnya jika setelah kita menentukan arah karir dan kemudian tidak memilih organisasi sebagai salah satu jalan. Sebab semua kegiatan dan kesempatan menawarkan hal yang berbeda. Intinya, manfaatkan waktu dikuliah ini dengan bijak. Gunakan setiap waktu dan juga kesempatan yang ada dengan baik. Jangan terburu-buru, tapi jangan juga melambat.

 

Do Your Best at All Time!


Rabu, 01 November 2023

Investasi Waktu Mahasiswa: Fokus Organisasi atau Mengembangkan Hard Skill?

 

 sumber: pixabay.com


Menjadi mahasiswa merupakan sebuah kesempatan yang dimimpikan oleh banyak orang. Namun, dalam menjalani kesempatan menjadi mahasiswa, sering kali mereka dihadapkan pada dilema yang sulit dalam mengelola waktu mereka selama kuliah.

Di satu sisi, mereka diundang untuk bergabung dengan berbagai organisasi, klub, dan kegiatan ekstrakurikuler yang menawarkan pengalaman sosial yang berharga dan pengembangan kepemimpinan. Di sisi lain, ada tuntutan untuk mengembangkan keterampilan teknis (hard skills) yang akan menjadi dasar kesuksesan di dunia kerja.

Lalu, bagaimana seharusnya memanfaatkan waktu saat menjadi mahasiswa?

Organisasi vs Hard skill

Organisasi sering menjadi pilihan bagi beberapa mahasiswa, sebab saat ini organisasi masih dianggap oleh beberapa mahasiswa sebagai salah satu modal penting dalam melamar pekerjaan nantinya. Entah modal yang dimaksud itu dari relasi yang dibentuk ketika berorganisasi atau dari pengalaman yang didapat saat di organisasi itu sendiri. Disisi lain, muncul pilihan lainnya, yaitu dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan khusus yang sesuai dengan bidang yang diminati.

Organisasi

                                                                      sumber: CNBC.com

Dalam berorganisasi, mahasiswa akan belajar banyak hal terutama dalam segi soft skill. Dalam hal ini, organisasi dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan soft skill mereka seperti leadership, skill berkomunikasi, public speaking, kerjasama tim, dan problem solving.

Selain itu, benefit yang paling dicari dan sering dibutuhkan oleh mahasiswa adalah jejaring sosialnya. Organisasi mahasiswa menjadi salah satu tempat yang baik dalam membangun jaringan sosial yang kuat. Hubungan sosial dengan anggota lainnya dapat membantu mahasiswa dalam membangun koneksi saat mencari pekerjaan nantinya.

Berorganisasi juga dapat memberikan banyak pengalaman hidup yang berharga. Dengan berorganisasi, mahasiswa akan mempunyai pengalaman dalam mengorganisir acara, melakukan volunteering, dan berpartisipas dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Hard skill

Disisi lain, mengembangkan hard skill juga sangat penting. Hard skill disini merupakan suatu keterampilan teknis yang dikuasai oleh seseorang dan biasanya menunjang dirinya dalam dunia kerja nantinya. Mahasiswa dapat memanfaatkan waktu mereka dengan mencari, mencoba, dan mengeksplorasi segala potensi dalam diri mereka untuk mencapai keterampilan dalam bidang tertentu.

                                                                         sumber: iStock.com

Mengembangkan hard skill di tengah pesatnya kemajuan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting. Penguasaan keterampilan teknis tertentu seperti pemrograman, analisis data, desain grafis, atau pengoperasian suatu mesin, akan menjadi poin penting dalam mempersiapkan diri untuk pekerjaan yang akan dituju. Tentu saja sebuah perusahaan akan mencari individu yang memiliki keterampilan sesuai dengan kriteria mereka.

Generalist atau Specialist

Melihat pesatnya perkembangan teknologi juga memicu timbulnya daya saing di pasar kerja yang semakin besar. Sehingga, sekedar paham atau bahkan menguasai keterampilan khusus dengan tingkatan menengah saja tidak cukup untuk bersaing dengan puluhan ribu orang lainnya. Diperlukan sebuah keterampilan khusus yang memang benar-benar dikuasai, menjadi profesional atau specialitst dalam bidang tersebut, sehingga dapat menjadi keunggulan diantara kandidat-kandidat lainnya yang menekuni bidang serupa. Hal ini merupakan keunggulan kompetitif yang dapat disiapkan oleh setiap mahasiswa, mengingat persaingan kerja di masa depan yang diprediksi akan memiliki persaingan yang ketat.

Namun, menjadi seorang profesional di satu bidang tertentu tidak selamanya menjadi jawaban atas persaingan yang semakin ketat. Sebab beberapa mahasiswa juga ada yang memilih mengembangkan berbagai macam hard skill dengan tingkat kemampuan menengah. Atau dalam artian menjadi seorang generalist. Dengan menguasai banyak skill tertentu, membuat mereka menjadi mahasiswa yang fleksibel untuk menjelajahi berbagai bidang pekerjaan dan membuka lebih banyak pintu karir.

Mana yang lebih baik?

Baik menghabiskan waktu dengan berorganisasi ataupun mengembangkan hard skill tidak ada yang lebih baik. Sebab keduanya memberikan output yang berbeda. Jika berorganisasi, kita akan lebih banyak mempelajari dan menguasai berbagai macam soft skill, yang tentu saja bermanfaat untuk karir kedepannya. Begitu pula dengan mengembangkan hard skill. Baik menekuni satu bidang maupun berbagai jenis bidang, keduanya sama-sama menjanjikan hal baik untuk karir yang akan dituju.

Pada akhirnya, yang terpenting adalah apakah kita sudah mengetahui tujuan dan kemana arah yang akan kita tuju setelah menyelesaikan perkuliahan ini? Sebab ketika kita sudah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita akan lebih mudah dalam menentukan prioritas keterampilan apa yang akan kita utamakan? Apakah soft skill dulu atau hard skill? Atau mungkin fokus ke hard skill tanpa mengembangkan soft skill?

Meskipun dilema antara fokus pada organisasi atau mengembangkan hard skill adalah hal yang sulit, mahasiswa dapat mencapai keseimbangan diantara kedua hal tersebut. Meskipun tidak harus 50:50, namun yang terpenting adalah mengetahui hal apa yang harus dijadikan prioritas, kemudian menyusun rencana yang bijak dengan pendekatan yang tepat.

Dengan bergabung dalam organisasi, mahasiswa akan mendapatkan manfaat sosial dan kepemimpinan yang berharga, sementara pengembangan hard skill penting dalam persiapan karir yang sukses. Dengan porsi yang tepat, keduanya dapat menjadi combo yang tepat dalam mempersiapkan karir kedepannya.

Terakhir, sebagai pengingat bagi penulis dan pembaca sekalian. Penulis mengutip perkataan dari Dzawin Nur, “Tidak ada yang salah dari pilihan, yang salah adalah ketika kita sudah memilih namun kita mengeluh, dan tidak mencoba pilihan yang lain”.

Waktu yang dijalani sekarang adalah perwujudan dari progress-progress menuju masa depan. So, manfaatkan waktu menjadi mahasiswa ini dengan baik, tidak perlu terburu-buru dan takut tertinggal. Tetap berproses dan ber-progress.